Sabtu, 10 November 2012

Ide atau Gagasan tentang Gaya Kepemimpinan di Indonesia

Indonesia mengalami krisis multidimensi sampai detik ini. Krisis tersebut mendera berbagai bidang, mulai dari ekonomi, politik, budaya, sains, kesehatan, dan kemanusiaan. Seakan tidak ada jalan keluar dari semua krisis tersebut. Adapun salah satu krisis yang paling nyata kita hadapi adalah krisis kepemimpinan. Kita mengalami kegamangan dalam memilih tipe kepemimpinan yang tepat untuk negeri kita yang tercinta. Ada sebagian intelektual, yang menganjurkan ‘westernisasi’, yaitu secara total mengikuti gaya kepemimpinan Amerika Serikat atau Eropa. Ada juga sebagian yang merasa panik dengan gelombang globalisasi dan westernisasi, dan memilih berlindung di balik jubah primordialisme, entah berbasis agama, etnis, atau ras. Jaman sekarang, seakan-akan suri teladan dari founding father kita, yaitu Soekarno-Hatta, untuk memadukan timur dan barat seakan sudah dilupakan. Era globalisasi mengharuskan kita melakukan redefinisi mengenai makna kepemimpinan. Bukan bersandar pada romantisme masa lalu semata, namun juga bukan semata melakukan imitasi buta. Gagasan saya mengenai gaya kepemimpinan di Indonesia adalah seorang pemimpin yang mampu mengawal program kerja dari awal sampai akhir. Dewasa ini sering kita lihat bahwa kebanyakan pemimpin di negeri ini hanya menjalankan program sekedar formalitas belaka. Mereka hanya meresmikan tanpa tahu kelanjutan program tersebut. Contohnya dalam bidang pertanian, dimana di wilayah atau daerah tertentu menginginkan adanya swasembada pangan atau keberhasilan pembangunan sektor pertanian. Hal ini tentu dibutuhkan usaha dan kerja keras namun seorang kepala daerah hanya ikut meresmikan diawal, tanpa ikut pelaksanaan program yang selanjutnya, seakan menyerahkan urusan pertanian hanya pada petani semata. Seharusnya seorang pemimpin harus menjadi orang terdepan didalam menyukseskan program pertanian. Pemimpin harus mengetahui seluk-beluk di bidang pertanian, pemimpin harus memantau perkembangan harga pupuk, sarana pengairan (irigasi), ketersediaan bibit unggul, sampai pada pemasaran produksi pertanian. Hasil dari pelaksanaan program tersebut tentu akan memuaskan, panen melimpah, kesejahteraan petani meningkat dan terjangkaunya harga hasil produksi pertanian. Dengan adanya keberlanjutan program atau pengawalan program oleh pemimpin di tiap-tiap daerah atau tingkat nasional, maka hasil pembangunan akan maksimal. Tidak hanya pada bidang pertanian, namun juga menyangkut seluruh aspek kehidupan nasional, semisal di bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, politik dan lain sebagainya. Pengawalan atau keikutsertaan pemimpin dalam program pembangunan tentu akan mengurangi aspek kecurangan atau KKN, yang selama ini menjadi penyakit birokrasi. Keikutsertaan pemimpin tentu menjadi motivasi tersendiri bagi para bawahan atau pengikutnya untuk bekerja lebih giat dan tekun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar